Susunan Acara
28 Januari 2023 – Sesi improvisasi 06
Tempat: Bage x Kama
Jam: 18.30-23.00 WIB
Dikurasi oleh: Made Dharma
Daftar penampil:
Ayikpradnya
Agung Tetsuya
Jonas Sesta Kresna
Akbar Adi Wibowo
Krobelusss
Scantofia
Juki
Bimo Dwipoalam
Made Dharma
Profil Penampil
Ayikpradnya
Pradnya adalah seorang seniman tato, pembaca kartu tarot, dan seniman teater yang berasal dari Bali dan saat ini bekerja dan tinggal di Yogyakarta. Pradnya memiliki ketertarikan pada bidang seni pertunjukan seperti teater, performance art dan musik yang ia pelajari secara otodidak. Dalam karya-karyanya, Pradnya membahas isu-isu kebebasan hak perempuan, kesetaraan gender dan isu hirarki di kehidupan sehari-hari yang diinterpretasikan melalui performance art dan tato. Pradnya sering kali berpartisipasi dalam beberapa festival dan pameran baik di dalam negeri maupun luar negeri. Pradnya tertarik dengan penyampaian pesan melalui gerak tubuh yang akan di salurkan pada media tato untuk menjadi pembawa pesan di setiap tubuh orang lain maupun dirinya sendiri dan ingin mengembangkan gagasan bahwa tatto adalah bukti dari kebebasan. Karena, ia rasa, tato tetap akan menjadi stigma bagi setiap individ pemiliknya.
| Akun Instagram |
Jonas Sestakresna
Jonas Sestakresna, penggagas Prehistoric Soul, pemikir konseptual yang memiliki integritas tinggi, aktif, dikenal karena pengalamannya menciptakan acara-acara yang tak terlupakan, berbagai pertunjukan di berbagai kota di Indonesia, pameran melalui metode yang bijak, mempertimbangkan kombinasi masyarakat, elemen-elemen, ruang-ruang, dan berbagai ide. Ia juga seorang musisi dan seniman visual, yang erutama memfokuskan diri pada seni media baru, serta mendedikasikan waktunya untuk berbagi ilmu melalui workshop mengenai teater, media baru, dan seni video.
| Akun Instagram |
Akbar Adi Wibowo
Akbar Adi Wibowo adalah seorang musisi dari Yogyakarta. Sebagai musisi, ia terlibat di berbagai proyek kolektif musik lintas genre. Mulai dari death metal (Unseen), free jazz (Kultivasi), freak folk (Sabarbar), hingga proyek individualnya dengan genre harsh-noise (Giga Destroyer).
| Akun Instagram | Bandcamp | YouTube |
Krobelusss
Seniman asal Bandung yang melakukan praktik seni visual dan suara.
| Akun Instagram | Situs web |
Scantofia
Daniel adalah desainer multidisiplin yang pada praktiknya meliputi desain grafis, music, dan hal-hal yang ada di antara keduanya. Sebagai musisi eksperimental, ia berkativitas di bawah moniker Scantofia. Daniel juga terlibat di beberapa grup musik seperti Niskala (post-rock) dan SSSALT (synthpop).
| Akun Instagram | Situs web |
Juki
Pemuda kampung Wijilan yang tumbuh di bawah bendera funrock, asal “jengjengjet”, ayok!
| Akun Instagram | YouTube |
Bimo Dwipoalam
Seniman multidisiplin asal Jakarta yang menetap di Bali. Berkenalan dengan dunia musik sejak di bangku SMP dan bergabung dengan Dead Vertical saat berkuliah di IKJ. Bimo juga menjadi salah satu anggota awal The Adams sebagai drummer. Setelah pindah ke Bali, ia membuat kelompok musik bernama Godard yang mengusung konsep 8bit. Selain itu Bimo juga pernah melakukan kolaborasi bersama Wukir Suryadi. Saat ini ia aktif memproduksi musiknya sendiri dan juga bergabung di Matrix Collapse Project.
| Akun Instagram |
Made Dharma
Made Dharma adalah musisi asal Yogyakarta yang terlibat dalam beberapa proyek krusial dalam skena musik Yogyakarta. Dikenal sebagai pemain gitar, dia memiliki kontribusi dalam beberapa band, antara lain; Deadly Weapon, LKTDOV, Warmouth, Jogja Noise Bombing, Sunlotus, dan lain-lain. Selain itu, dia menciptakan efek pedal buatannya yang diberi nama Deep Noise Audio.
| Akun Instagram | Bandcamp |
Agung Tetsuya
Agung Tetsuya lahir di Bekasi pada tanggal 04 Februari 1995. Awal karir di dunia seni berawal dari band, yang kemudian dia hijrah ke jogja untuk melanjutkan studi S1 di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, jurusan Etnomusikologi pada tahun 2015, dari sini lah dia belajar beberapa tentang musik, khususnya musik etnis dan berproses begitu panjang tentang kesenian. Kemudian di tahun 2020 dia melanjutkan studi Magisternya di Institut Seni Indonesia Surakarta. Kemudian dari sini dia mulai mendekatkan diri dan mengembangkan proses bermusiknya, salah satunya adalah eksperimental musik yang dia mulai tekuni. Alasan kenapa dia bisa terjun ke dunia musik eksperimental yakni, menurutnya sangat menggambarkan karakter bermusiknya, yang dimana ia bisa membebaskan musiknya tanpa harus ada kekangan dan aturan-aturan dan bisa berimajinasi sebebas mungkin. Kemudian dipertengahan semester Agung Tetsuya membuat instrumen yang diberi nama “Qalaba”. Instrumen ini dibuat, berangkat dari kegelisahannya dalam dirinya atau personalnya. Alat ini dibuat dari drum kecil yang berbahan dasar logam yang kemudian di modifikasi ke bentuk-bentuk yang unik dan sampai saat ini pun instrumen tersebut masih terus dikembangkan dan tidak ada kata puas untuk mengeksplorasinya.
| Akun Instagram | YouTube |
Penggalangan Dana
Sebagai upaya penghimpunan dana, di setiap helatan akan ada live sablon “Kombo Festival” oleh tutbek dengan desain terlampir di laman Kombo Festival.